Maju terus aku menginjaki bumi
Hatimu menulang karena uang
Kau, tuli'kan tuntutan hak dan rasa
Menghasut kelembutan jadi kekerasan?
Maka kami berconto ke kerbo
Yang jemu diejek, lalu meruncing tanduk
Melambung penunggangnya bengis ke atas
Lantas kakinya kasar menghantam penyet.
Maka api perang membakar ladangmu
Gunung serta lembah menghawa dendam
Asap mengepul dari tiap kediamanmu
Angkasa bergetar pekikan bunuh.
Maka telinga kami kan merasa nikmat
Mendengarkan raungan tukikan bini-binimu
Kami kan bertepuk gembira
Berjejer melihat mampusnya kekuasaanmu.
Maka anak-anakmu kan kami sembelih
Anak-anak kami bergelimang di darah mereka
Supaya utang yang berabad lama
Begitu berlipat terbayar kembali.
Dan jika mentari turun di barat
Samar agak di belakang uapan darah
Dia menerima erangan mati
Sebagai tanda pisah penghabisan dari Olanda.
Dan jika pelikat malam
Menyelimuti alam yang sedang berasap
Anjing hutan mengais antara ungguk mayat
Merobek, menghisap, menggerutu ...
Roorda van Eisinga
No comments:
Post a Comment